Dari Folk Hingga Hardcore, Primitive Monkey Noose Padukan Beragam Genre di Album Barunya

Band rock asal Batulicin, Kalimantan Selatan, Primitive Monkey Noose, merilis album kedua bertajuk Waja Sampai Kaputing melalui kerja samanya dengan perusahaan rekaman asal Jakarta, demajors. Album ini tersedia dalam format digital dan juga compact disc mulai 25 Agustus 2023.

Waja Sampai Kaputing sejalan dengan spirit punk yang mereka usung, judul album kedua ini diambil dari semangat kebudayaan masyarakat Banjar yang bermakna “terus berusaha sampai akhir hayat”.

Ada tujuh lagu yang dimuat dalam album ini, dengan focus track “Kada Kawa Kawan Ae”, lagu yang akan mengajak siapa saja bernyanyi dan berteriak bersama. Lagu tersebut semakin memperkuat karakter Primitive Monkey Noose dengan isu lokalitas yang sudah mereka bawa sejak mini album pertamanya yaitu Anthem of South Borneo yang dirilis pada 2022 lalu.

Gaya bertutur Primitive Monkey Noose masih menggunakan lirik yang terkesan sederhana. Berbicara soal rasa cinta terhadap tempat tinggal mereka di pesisir tenggara Kalimantan, keresahan sosial, seni bertahan hidup, dan banyak hal lain soal kehidupan.

Lewat album kedua ini, Primitive Monkey Noose masih akan menyajikan musik keras bertempo cepat, bertenaga, dan lirik yang lugas sekaligus sarkas, tapi tetap menyenangkan untuk didengarkan. Ditambah vokal Richie yang berat, tak salah jika mengidentifikasi band ini sebagai unit rock yang tak hanya progresif dalam konteks musik, tapi juga pemikiran.

Didukung oleh para personel yang sudah matang, Primitive Monkey Noose juga membuktikan jika album barunya memiliki lompatan artistik yang menonjol dibandingkan mini album perdana. Richie Petroza (vokal), Oveck Arsya (gitar), Ridho (gitar), Wan Arif Fadly (panting), Denny Sumaryono (gitar bas), dan Juli Yusman (drum) membuktikan mereka bukan band yang hobi jalan di tempat, apalagi mundur ke belakang.

Meski banyak pengamat dan kritikus menyebut musik mereka masuk dalam ranah celtic/Irish, tapi menurut Richie, Primitive Monkey Noose tidak memainkan musik yang dibicarakan beberapa orang. Justru, kata Richie, musik yang diusung Primitive Monkey Noose adalah oposisi dari genre musik yang sering dialamatkan kepada mereka.

Jangan heran jika pendengar akan menemukan perpaduan musik yang sangat beragam di Primitive Monkey Noose. Dari folk, punk, hard rock, progressive metal, hingga hardcore. Selayaknya crossover berbagai genre yang belum pernah ada sebelumnya. Otentik!Album Waja Sampai Kaputing akan tersedia di berbagai platform streaming digital. Rilisan compact disc-nya bisa didapatkan di jaringan edar demajors dan website www.demajors.com.

About Demajors News

Editorial Board at Demajors News Room.

View all posts by Demajors News →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *