Selamat Jalan Ito Kurdhi

Kehilangan seseorang selalu menuaikan deru isak yang tidak bisa ditahankan. Suatu prediksi yang kita tidak bisa ketahui secara manusiawi dan ketidakdugaan waktu yang telah habis diberikan kepada kita, Sang Pencipta Maha Adil ini mengambil suatu keputusan yang tepat untuk menyelamatkan umatnya.

Berbagai kisah indah dan buruk yang dialami, pencapaian yang telah dijalankan dan suatu pembelajaran baik maupun buruk menjadi tanggung jawab yang telah kita selesaikan dengan baik.

Tidak luput dari berita duka belakangan ini, Indonesia kembali mengalaminya setelah meninggalkan musisi legendaris band thrash metal ROTOR, Irfan Sembiring pada bulan lalu. Kemudian disusulnya lagi pada bulan yang sama, pemilik HR Production sekaligus pendiri Graveyard Records, Harry Garcia, yang telah selesai menjalankan tugasnya di dunia ini.

Pun dengan Bali sendiri. Band grindcore asal Denpasar, FREEWILL telah meninggalkan seorang vokalis yang garang dan berganti posisi menjadi pencabik bass yang asik, Nyoman Adi atau kerap disapa Odon. Sosok kakak yang selalu memberikan adiknya edukasi apa pun – menurut saya – telah meninggalkan ilmu dan pengalaman yang bisa saya pelajari untuk dikembangkan lagi untuk mampu melakukan hal lebih baik lagi dari dirinya.

Tepat pada tanggal 12 Maret 2021, saya mendapat informasi dari salah satu grup WhatsApp bahwa musisi jazz yang berbasis di Bali telah meninggalkan kita semua. Bernama asli Achmad Trisetioadi atau dikenal dengan nama Ito Kurdhi ini telah mengeluarkan satu album penuh yang dirilis oleh demajors yang bertajuk Terbayang Melayang pada tahun 2017 silam di bawah nama ITO KURDHI CHEMISTRY.

Sudah banyak festival jazz yang mengajak beliau untuk menunjukan aksinya di atas panggung diantaranya ada Sanur Village Festival, Java Jazz, Jak Jazz, Ubud Village Jazz Festival, Jatiluwih Festival, Mostly Jazz, Penang Jazz, International Jazz Day, Singapore Jazz dan masih banyak lagi festival-festival lainnya.

Informasi yang saya dapatkan mengenai meninggalnya Ito Kurdhi bahwa beliau mengalami kanker paru-paru yang dideritanya. Rumah sakit Prima Medika menjadi saksi meninggalnya Ito Kurdhi.

Saya sempat berdiskusi tentang festival jazz kepada beliau via direct message Instagram karena saya mengeluhkan salah satu acara kampus di Bali yang membawa label “jazz” dan band yang diundangnya tidak band yang mengusung jenis musik jazz.

Kemudian saya menandai Instagram dari beliau. Ternyata, penanda saya berhasil menjadi perhatian beliau kepada saya dan sayangnya menjadi kesempatan terakhir untuk kami berdiskusi. Saya pikir beliau tidak akan menghiraukan penanda saya, tetapi itu sangat salah. Merespon dengan sahaja membuat saya cukup lega bisa berdiskusi bersamanya. Saya berharap semua musisi mampu berdiskusi dengan fans atau orang yang baru dikenal.

Teks oleh Satria, pengelola @demajors_bali. Tulisan ini sebelumnya dimuat pada Jurnal Musik Magz di medium.

About Demajors News

Editorial Board at Demajors News Room.

View all posts by Demajors News →

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *